Tragis..! Pasien Tidak Sadarkan Diri Setelah Berobat Kepada Salah Satu Oknum Bidan, Diduga Kuat Jadi Korban Malpraktek.
Tulang Bawang.-
Rawajitutv. com.-
Seorang Ibu rumah tangga RL (39) warga kampung Lingai kec. Menggala Timur mengalami sakit kepala dan susah tidur hal itu sudah terjadi dalam 2 atau 3 hari sebelum berobat ke bidan WA yang alamatnya masih satu kampung bersama korban.
Tepat pada hari Rabu tgl 5 Desember 2024, 17 : 00 WIB korban ( RL ) meminta kepada anaknya membawanya ke Bidan (WA) untuk konsultasi dan sekaligus berobat, sampai disana ada tiga wanita diantaranya salah satunya adalah bidan WA dan dua wanita lagi adalah asisten (perawat),” ujar salah satu kluarga korban kepada Tim.
Lanjut ” Dengan di bantu dua orang tenaga perawat WA pun segera memeriksa pasien RL dengan kapasitasnya selaku tenaga kesehatan, namun selang 2 jam kemudian pasien RL tidak sadarkan diri, sampai keesokan harinya hal itu membuat pihak pasien merasa cemas kenapa sudah lebih kurang 12 jam masih belum sadarkan diri,” masih keterangan kluarga pasien.
Tepat pada hari kamis pagi 07 : 00 WIB keluarga pasien meminta di rujuk ke Rumah Sakit Mutiara Bunda yang berada di jalan raya lintas timur Unit 2 Tulang Bawang, namun bidan WA menolak, “gak apa – apa buk ini cuma efek obat yang sedang beraksi.” Terangnya kepada keluarga korban.
Namun keluarga pasien tetap memaksa membawa pasien ke rumah sakit Mutiara Bunda karena ada rasa kejanggalan di kondisi pasien,” imbuhnya kepada Tim.
” Sesampainya di Rumah Sakit Mutiara Bunda korban langsung mendapatkan penanganan intensif di Instalasi Gawat Darurat IGD selang beberapa jam pasien di pindahkan ke ruangan Intensive Care Unit ICU.
karena sudah beberapa jam tak kunjung membaik pihak korbanpun bertanya ( konsultasi ) kepada tenaga medis yang lagi bertugas,” pasien harus di rujuk ke salah satu rumah sakit di Bandar Jaya di karenakan kami kekurangan alat untuk korban,” jelasnya ke pihak keluarga,” tutupnya kepada Tim.
Tim pun gerak cepat mencari informasi,” Keterangan dari pihak Rumah Sakit Mutiara Bunda untuk mendatangi bagian humas rumah sakit. Namu kami di arahkan untuk komunikasi WhatsApp dengan Dr Reza Pahlevi. Dan menjelaskan jejak rekam media (RL) Awal menangani Pasien tersebut memang belum sadar (Siuman) pengaruh dari obat yang di suntik oleh Bidan WA. Papar Dr. Reza.
Setelah itu Tim pun berkunjung ke tempat praktek Bidan WA yang masih satu kampung dengan korban namun sayangnya Bidan WA lagi tidak ada di rumah, disana hanya ada dua wanita ( perawat ) dan terpantau jelas tidak adanya plang nama di tempat praktek hanya menyisakan tiangnya saja.
” Betul pak pada hari tersebut kami terima pasien inisial RL dan langsung kita tangani bersama buk bidan, tindakan pertama kami berikan obat Tensi ( tekanan darah) lalu kami pasangkan infus, karena pasien masih merasakan nyeri kami masukan melalui infus obat penahan nyeri, dari situlah pasien mulai tak sadarkan diri sampai keesokan harinya,” keterangan Perawat kepada Tim.
Tragis, pada Sabtu malam pukul 22 00. WIB 07 Desember 2024 pasien meninggal dunia di Salah satu rumah sakit Bandar Jaya Lampung Tengah.
Kami beserta Tim turut ber bela sungkawa atas kejadian ini semoga almarhumah di terima Allah SWT Tuhan yang maha esa.
“Seseorang yang overdosis obat pereda nyeri dapat berhenti bernapas atau mengalami koma, buta, yang berpotensi menimbulkan dampak fisik dan mental jangka panjang, termasuk kerusakan otak atau bahkan kematian,” di lansir dari salah satu Dokter syaraf di Indonesia
“Karena ada dugaan unsur kelalaian hilangnya nyawa seseorang keluarga korbanpun akan segera melaporkan oknum bidan ke APH dan meminta kepada Media dan Lembaga mengawal kasus ini,” hal itu di sampaikan salah satu kluarga korban ke awak media.
(Tim)
Bersambung….!