Oknum Kepsek Berotak Pemeras, Lingkungan Sekolah Dijadikan Ajang Pungli.
Lampung.–
Rawajitutv.com..– Sungguh luar biasa gaya dan cara oknum kepala sekolah (kepsek) melakukan pungli memerras orang tua siswa dengan cara-cara pembelian buku dari pihak ketiga.
Proses dimulai adanya pihak ketiga (sejenis sales) masuk ke lingkungan sekolah menawarkan beberapa jenis buku untuk bacaan siswa (sering terjadi di lingkungan sekolah dasar SD dan SMP).
Buku yang sering di tawarkan biasanya beraneka macem judul. tingkatan dari kelas satu sampai kelas enam SD.
Agar komisi (Free) tidak ketahuan maka pihak sekolah (sudah pasti oknum kepsek berotak pemeras) menyarankan kepada pihak ketiga agar menawarkan sendiri tanpa melibatkan pihak sekolah (guru-red), dan biasanya tempat nongkrong pihak ke-3 (si sales) di depan ruang kelas setelah sebelumnya masuk kelas menawarkan langsung kepada siswa.
Nanti di jam istirahat, siswa baru berkumpul dan memilih sesuai tingkatan masing-masing siswa.
(Kelas satu sampai kelas enam SD).
Harga yang di tawarkan juga cukup fantastis untuk kelas 1 sampai kelas 3 biaya tebus Rp110.000. dan untuk kelas 4 sampai kelas 6 biaya tebus mencapai Rp 160.000.
Ketika orang tua siswa mengeluh dan tidak bisa bayar, maka kepala sekolah (kepsek) akan mengatakan ini tidak ada pemaksaan dan yang jual juga bukan pihak sekolah, ini tambahan pelajaran agar siswa lebih cepat pinter.
Tanpa dosa dan melupakan kewajiban dari para guru bahwa wajib mengajar dan menyiapkan buku pelajaran untuk siswa ada di pundak kepala sekolah.
Kejadian semacam diatas disinyalir banyak terjadi dimana mana, banyak keluhan orang tua siswa di sampaikan langsung kepada awak media, seperti orang tua siswa yang berinisial “P” bercerita keluh kesah kepada awak media, ” Anak saya mas, ada dua orang yang satu kelas 1 SD dan yang kedua kelas 6 SD, harus ikut menebus buku yang harganya lumayan buat keadaan ekonomi kami, kalau kita tidak beli, anak-anak akan menangis karena kawan-kawannya juga beli.” cetusnya.
” Kalau kita tanyakan kepada kepala sekolahnya, ya di jawab bahwa tidak ada pemaksaan, kalau siswa mau beli ya silahkan kalau tidak juga tidak apa-apa,
Cuma orang tua berfikir kalau tanpa izin kepala sekolah apa berani pihak ke-3 masuk dan menawarkan buku…” ujar orang tua siswa “P” dengan geram.
Kamis (01/08/2024).
Ketika awak media mendatangi ke sekolah yang di maksud oleh orang siswa tersebut di SDN 1 Bandar Anom kecamatan Rawajitu Utara kabupaten Mesuji, oknum kepsek yang berinisial “Ja” tidak berada di sekolah.
Ketika di hubungi via telpon, Handphone juga dalam keadaan off.
Jumat (02/08/2024).
Atas kejadian tersebut, awak media akan berkoordinasi dengan pihak Dinas pendidikan kabupaten Mesuji, untuk mempertanyakan apakah tindakan oknum kepsek melakukan jual beli buku di lingkungan sekolah itu di benarkan.
(Red).